Tanggal
Praktikum
|
|
Praktikum
|
1.
Metode Aseptis dan Sterilisasi
2.
Pembuatan Media Pertumbuhan Mikroorganisme
3.
Pembiakan Mikroorganisme dari Sampel (…..)
|
Tujuan
Praktikum
|
1.
2.
3.
|
Kelompok
|
|
Nama
Anggota
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
Dasar Teori
· Metode
Aseptis dalam Mikrobiologi
Teknik yang digunakan
dalam pencegahan kontaminasi selama membuat dan mensterilkan medium kultur
disebut Teknik Aseptik. Penguasaan teknik ini diperlukan dalam keberhasilan
laboratorium mikrobiologi dan hal tersebut merupakan salah satu metode
permulaan yang dipelajari oleh ahli mikrobiologi pemula.
Kontaminan asal udara
sering terdapat dalam medium, karena udara selalu mengandung partikel debu
tempat komunitas mikroba. Transfer aseptik suatu biakan dari satu tabung medium
ke tabung lainnya biasa dilakukan dengan menggunakan jarum inokulasi atau ose
yang disterilkan dengan cara membakar di atas api. Biakan juga dapat
dipindahkan dari permukaan lempeng agar, sebagai tempat perkembangan koloni
dimana sel mengalami pertumbuhan dan pembelahan. Metode utama yang digunakan
untuk memperoleh kultur murni dari komunitas mikroba yang mengandung beberapa
mikroba yang berbeda dilakukan dengan memilih kolonikoloni yang terpisah dan
menggoreskan pada lempeng agar dengan metode gores, sehingga diperoleh koloni
mikroba yang murni.
Saran-saran
kerja aseptis :
1.
Sebelum membuka ruangan atau bagian steril di dalam tabung/cawan/erlenmeyer
sebaiknya bagian mulut (bagian yang memungkinkan kontaminan masuk)
dibakar/dilewatkan api terlebih dahulu.
2.
Pinset, batang L, dll dapat disemprot dengan alkohol terlebih dahulu lalu
dibakar.
3.
Ujung jarum inokulum yang sudah dipijarkan harus ditunggu dingin dahulu atau
dapat ditempelkan tutup cawan bagian dalam untuk mempercepat transfer panas
yang terjadi.
4.
Usahakan bagian alat yang diharapkan dalam kondisi steril didekatkan ke bagian
api.
5.
Jika kerja di Safety Cabinet tidak perlu memakai pembakar bunsen tetapi jika di
luar Safety Cabinet maka semakin banyak sumber api maka semakin terjamin
kondisi aseptisnya
B.
Sterilisasi
B.1 Pengertian dan Tujuan
Sterilisasi
Sterilisasi dalam mikrobiologi adalah suatu proses untuk mematikan
semua organisme yang terdapat pada atau di dalam suatu benda. Untuk tujuan
mikrobiologi dalam usaha mendapatkan keadaan steril, mikroorganisme dapat
dimatikan setempat oleh panas (kalor), gas-gas seperti formaldehide,
etilenoksida atau betapriolakton oleh bermacam-macam larutan kimia; oleh sinar
lembayung ultra atau sinar gamma. Mikroorganisme juga dapat disingkirkan secara
mekanik oleh sentrifugasi kecepatan tinggi atau oleh filtrasi (Curtis, 1999).
B.2
Jenis-Jenis Sterilisasi beserta Prinsip Kerjanya
Pemilihan cara sterilisasi didasarkan pada sifat bahan yang akan
disterilkan. Cara sterilisasi yang umum digunakan secara rutin di laboratorium
Mikrobiologi ialah dengan pemanasan. Bila panas digunakan bersama-sama dengan
uap air maka disebut sterilisasi panas lembab, bila tanpa kelembaban disebut
sterilisasi panas kering atau sterilisasi kering.
Macam-macam
sterilisasi (Machmud, 2008):
Pada
prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik,
fisik dan kimiawi.
1.
Sterilisai secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang berpori
sangat kecil (0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada
saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka
panas, misal nya larutan enzim dan antibiotik.
2.
Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan & penyinaran.
·
Pemanasan
a.
Pemijaran (dengan api langsung): membakar alat pada api secara langsung, contoh
alat : jarum inokulum, pinset, batang L, dll.
b.
Panas kering: sterilisasi dengan oven kira-kira 60-1800C. Sterilisasi panas
kering cocok untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung
reaksi dll.
c.
Uap air panas: konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang mengandung air
lebih tepat menggungakan metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi.
d.
Uap air panas bertekanan : menggunalkan autoklaf
·
Penyinaran dengan UV
Sinar
Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi, misalnya untuk
membunuh mikroba yang menempel pada permukaan interior Safety Cabinet dengan
disinari lampu UV
3.
Sterilisaisi secara kimiawi biasanya menggunakan senyawa desinfektan antara
lain alkohol.
Sterilisasi
dengan panas adalah unit operasi dimana bahan dipanaskan dengan suhu yang cukup
tinggi dan waktu yang cukup lama untuk merusak mikrobia dan aktivitas enzim.
Sebagai hasilnya, bahan yang disterilkan akan memiliki daya simpan lebih dari
enam bulan pada suhu ruang. Contoh proses sterilisasi adalah produk olahan
dalam kaleng seperti kornet, sarden dan sebagainya. Perkembangan teknologi
prosesing yang memiliki tujuan mengurangi kerusakan nutrien dan konponen
sensoris dan juga mengurangi waktu prosesing menjadikan teknik serilisasi terus
dikembangkan. Lamanya waktu sterilisasi yang dibutuhkan bahan dipengaruhi oleh:
resistensi mikroorganisme dan enzim terhadap panas, kondisi pemanasan, pH
bahan, ukuran wadah atau kemasan yang disterilkan, keadaan fisik bahan
(Machmud, 2008).
Sterilisasi
dengan udara kering, alat yang umum dikenal adalah oven. Alat ini dipakai untuk
mensterilkan alat-alat gelas seperti erlenmeyer, petridish, tabunng reaksi dan
alat gelas lainnya. bahan-bahan seperti kapas, kain dan kertas dapat
disterilkan dengan alat ini. pada umunhya suhu yang digunakan pada sterilisasi
secara kering adalah 170 - 180 C selama palinng sedikit 2 jam. Lama
isterilisasi tergantung pada alat dan jumlahnya (Machmud, 2008).
Sterilisasi
dengan uap air panas, bahan yang mengandung cairan tidak dapat didterilkan
dengan oven sehingga digunakan alat ini. alat ini disebut Arnold steam
sterilizer dengan suhu 1000Cdalam keadaan lembab. Secara sederhana dapat pula
digunakan dandang. Mula-mula bahan disterilkan pada suhu 1000C selama 30 menit
untuk membunuh sel-sel vegetatif mikrobia. kemudian disimpan pada suhu kamr 24
jam untuk memberi kesempatan spora tumbuh menjadi sel vegetatif, lalu
dipanaskan lagi 1000C 30 menit. dan diinkubasi lagi 24 jam dan disterilkan
lagi, jadi ada 3 kali sterilisasi. Banyak bakteri berspora belum mati dengan
cara ini sehingga dikembangkan cara berikutnya yaitu uap air bertekanan
(Machmud, 2008).
Sterilisasi
dengan uap air panas bertekanan, alat ini disebut autoklaf (autoclave) untuk
steriliasasi ini alat dilengkapi dengan katup pengaman. Alat diisi dengan air
kemudian bahan dimasukkan. Panaskan sampai mendidih dan dari katup pengaman
kelaur uap air dengan lancara lalu ditutup. Suhu akan naik sampai 1210C dan
biarkan selama 15 menit (untuk industri pengalengan ada perhitungan
tersendiri), lalu biarkan dingin sampai tekanan normal dan klep pengaman
dibuka, cara ini akan mematikan spora dengan cara penetrasi panas ke dalam sel
atau spora sehingga lebih cepat. Cara mana yang dipilih tergantung bahan, biaya
dan ketersediaan alat, untuk bahan yang tidak tahan panas, maka cara diatas
tidak dapat dipakai (Machmud, 2008).
C.
Pembuatan Media Pertumbuhan Mikroorganisme
C.1
Jenis-Jenis Media Pertumbuhan Mikroorganisme
Penggolongan medium biakan
Berdasarkan sumber karbon yang digunakan,
mikroba dibagi menjadi dua kelompok. Mikroba yang mensintesis semua komponen
sel dari karbon dioksida dinamakan ototrof
, sedangkan mikroba yang memerlukan satu atau lebih senyawa organic sebagai
sumber karbon disebut heterotrof .
Berdasarkan sifat keheterotrofannya
mikroba dapat digolongkan beberapa kelompok besar medium yakni :
1. Media
hidup
Media
hidup pada umumya dipakai dalam Laboratorium Virologi untuk pembiakan berbagai
virus, sedangkan dalam Laboratorium Bakteriologi hanya beberapa kuman tertentu
saja, dan terutama pada hewan percobaan. Contoh media hidup adalah : hewan
percobaan (termasuk manusia), telur berembrio, biakan jaringan, dan sel-sel
biakan bakteri tertentu untuk penelitian bakteriofaga (bakteri yang terinfeksi
oleh virus)
2. Media
mati
Pada
media mati juga dikenal adanya media sintesis. Media sintesis merupakan media
yang mempunyai kandungan dan isi bahan yang telah diketahui secara terperinci.
Media sintesis sering digunakan untuk mempelajari sifat faali dan genetika
mikroorganisme. Senyawa anorganik dan senyawa organic ditambahkan dalam media
sintetik harus murni. Dengan demikian media sintetik harganya cukup mahal.
Contoh media sintetik, antara lain cairan Hanks, Locke, Thyrode, Eagle.
Penggolongan media mati berdasarkan
konsistensinya
1.Media
padat
2.Media
setengah padat (semi solid medium)
3.Media
cair
Penggolongan
media mati berdasarkan susunan kimianya
1.Medium
non sintetik
2.Medium
sintetik
3.Medium
semi sintetik
4.Medium
anorganik
5.Media
organic
Penggolongan
media mati berdasarkan fungsinya
1.Medium
selektif/elektif
2.Medium
difernsial
3.Medium
ekslusif
4.Medium
penguji/esei
5.Medium
diperkaya (Enriched Medium)
6.Medium
khusus
7.Medium
persemaian (Nutrient Media)
8.Medium
serbaguna
C.2
Prinsip Kerja Pembuatan Media dan Perhitungannya
1. Cara
pembuatan medium biakan
a.
Mencampur bahan-bahan
Bahan-bahan yang
diperlukan dilarutkan dalam air suling, kemudian dipanaskan dalam pemanas air
supaya larutannya homogen.
b.
Menyaring
Beberapa jenis medium
kadang-kadang perlu disaring. Alat yang digunakan untuk menyaring adalah kertas
saring, kapas, atau kain. Khusus medium gelatin atau agar penyaringannya harus
dilalukakan dalam kedaan panas.
c.
Menentukan dan mengatur pH
Penentuan pH medium
dapat dilakukan dengan menggunakan kertas pH, pH meter atau dengan komparator
blok. Pengaturan pH medium dapat dilakukan dengan penambahan asam atau basa
(organic atau anorganik)
d.
Memasukkan medium ke wadah tertentu
Sebelum disterilkan,
medium dimasukkan ke dalam tabung reaksi, Erlenmeyer, atau wadah bersih
lainnya. Kemudian medium ditutup kapas dan dibungkus kertas sampul coklat atau
lainnya supaya tidak basah sewaktu disterilkan.
e.
Sterilisasi
Pada umumnya
sterilisasi medium dilakukan dengan uap panas di dalam otoklaf, pada suhu 121°
C selama 15-20 menit
C. Cara pembuatan medium
biakan
Standar bahan-bahan
yang digunakan dalam pembuatan medium adalah :
----------------------------------------------------------------------------
Jenis jenis pelarutaan
pengencer
-----------------------------------
D.
Perkembangbiakan organism dari sampel (puyer)
D.1 tinjauan tentang sampel
-----------------------
D.2
Macam-Macam Metode yang digunakan untuk Pembiakan Mikroorganisme
----------------------------------
Alat
dan Bahan
-------------------------
Prosedur Kerja
A.
Prosedur Metode Aseptis
1. Pada
meja tempat melakukan analisa mikrobiologi disemprot dengan alkohol 70%
2. Pada
telapak tangan praktikan disemprot alkohol 70%
3. Disiapkan
pemanas spirtus dan korek api
B.
Prosedur Pembuatan Media Pertumbuhan Mikroorganisme
C.
Prosedur Sterilisasi dengan Autoclave
1.
Sebelum melakukan sterilisasi cek dahulu banyaknya air dalam autoklaf. Jika air kurang dari batas yang ditentukan, maka
dapat ditambah air sampai batas tersebut.
2. Bungkus
alat yang akan di sterilisasi dengan kertas coklat.
3. Letakkan
secara teratur ke dalam autoclave.
4. Tutup autoklaf dengan rapat lalu kencangkan baut
pengaman agar tidak ada uap yang keluar dari bibir autoklaf.
5. Nyalakan autoklaf.
6. Tunggu sampai
air mendidih sehingga uapnya memenuhi kompartemen autoklaf dan terdesak keluar
dari klep pengaman sehingga
menghasilkan bunyi mendesis. Kemudian klep pengaman ditutup
(dikencangkan).
7. Tunggu
selama beberapa 15 menit
D.
Preparasi Sampel Puyer
--------------
----------------
E.
Prosedur Penanaman dan Pembiakan Mikroorganisme
--------------
-------------
Daftar Pustaka
Hadioetomo, Ratna S. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam
Praktek. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Waluyo, Lud. 2010. Teknik Metode Dasar Mikrobiologi.
Malang: Universitas Muhammadiyah Malang
Faridz, Raden.
Hafiluddin. Anshari, Mega. 2007. Analisis Jumlah Bakteri dan Keberadaan Eschericia
coli pada Pengolahan Ikan Teri Nasi di PT. Kelola Mina Laut Unit Sumenep.
ISSN 0216-0188.
Curtis, Helena,
Barnes, N. Sue. 1999. Biology 5th edition. Worth Publisher Inc. New York
Machmud, M. 2008.
Teknik Penyimpanan dan Pemeliharaan Mikroba. Balai Penelitian Bioteknologi
Tanaman Pangan, Bogor.
Nurohaianah et al,
2007. Media . Jakarta : UI Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar