LAPORAN
PRAKTIKUM
TEKNIK ANALISA
PEMISAHAN
PENGAMBILAN
EKSTRAK KAFEIN DAUN TEH
Disusun oleh :
ALPIYAH NINGSIH (12.003)
NURDIANA KHAMARDI PUTRI (12.029)
RISA LISNAWATI (12.037)
TRISNA FRANS HIMAWAN (12.043)
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
AKADEMI FARMASI DAN MAKANAN PUTRA
INDONESIA MALANG
2012-2013
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil
Pengamatan
Pada
praktikum ini, 20 gram daun teh yang telah dirajang kecil dimasukkan ke dalam
kertas saring, lalu dimasukkan ke dalam timbel dan dilakukan proses soxhletasi
dengan pelarut etanol 70%. Pelarut yang digunakan 125 ml dengan pelarut awal 75
ml dan dilakukan kembali pada waktu selanjutnya dengan penambahan 50 ml
pelarut. Hasil dari proses soxhletasi diperoleh 85 ml larutan ekstrak daun teh
berwarna hijau kecoklatan sebanyak 31 sirkulasi dengan rata-rata waktu tiap
sirkulasi antara 5 menit sampai 10 menit. Organoleptis dari larutan ekstrak
daun teh sebagai berikut: larutan berbau campuran antara etanol dan daun teh
berbentuk liquid berwarna hijau kecoklatan.
Selanjutnya
larutan ekstrak daun teh di destilasi vacum, hasil dari soxhletasi sebanyak 85
ml larutan kemudian di destilasi vacum diperoleh larutan destilat sebanyak 3,2
ml. Organoleptis dari destilat sebagai berikut: destilat berbau tidak enak
berwarna coklat kehitaman berbentuk liquid yang kental. Destilat ditambahkan
dengan magnesium oksida 0,1N 10ml kemudian disaring menggunakan kertas saring
untuk memisahkan endapan dengan larutan dan diperoleh 12 ml larutan berwarna
coklat yang berbau tidak enak. Selanjutnya larutan ditambah dengan asam
sulfat 1% 10 ml diperoleh larutan dengan
warna coklat pucat berbau teh dan sedikit asam kemudian disaring kembali untuk
memisahkan endapan, larutan yang didapat ditambah dengan natrium hidroksida 1%
untuk mendapatkan pH normal dan diperoleh larutan berwarna coklat kemerahan
berbau teh. Selanjutnya ditambah kloroform 20ml dan disublimasi didapatkan
bentuk serbuk berwarna coklat yang menempel pada kertas saring berbau teh.
Identifikasi
kafein :
Kertas
saring yang ada kafein ditambah pereaksi Parri dihasilkan larutan berwarna
hijau kecoklatan
Kertas
saring yang ada kafein ditambah aseton dan ditambah aquades dilihat dimikroskop
berbentuk jarum panjang.
4.2
Gambar
Hasil Pengamatan
No.
|
Prosedur
|
Gambar
Hasil Pengamatan
|
1.
|
Proses soxhletasi
|
|
2.
|
Hasil dari soxhletasi
|
|
3.
|
Proses destilasi
vacum
|
|
4.
|
Hasil dari destilasi vacuum
|
|
5.
|
Hasil dari destilasi
vacum ditambah MgO
|
|
6.
|
Larutan yang ditambah
MgO kemudian ditambah dengan H2SO4
|
|
7.
|
Diukur pH larutan
|
|
8.
|
pH netral ditambah
kloroform
|
|
9.
|
Proses sublimasi
|
|
10.
|
Hasil dari sublimasi
|
|
11.
|
Uji identifikasi kafein
:
-
Ditambah pereaksi parri
|
|
-
Dilihat di mikroskop
|
|
4.3
Pembahasan
Pada
daun teh segar dilakukan perajangan kasar dengan ukuran kecil karena diharapkan
etanol dapat mengambil senyawa zat yang berada di dalam daun yang didasarkan
pada semakin besar ukuran partikel maka semakin lama zat dalam partikel
terambil karena ukuran partikel berpengaruh pada luas permukaan, dan luas
permukaan sangat berpengaruh pada laju reaksi. Semakin besar luas permukaan
maka reaksi yang berlangsung akan semakin cepat. Dengan dirajangnya daun teh
maka luas permukaan akan lebih besar, sehingga waktu yang digunakan untuk
reaksi lebih cepat dibandingkan dengan daun teh yang tidak dirajang. Pelarut yang digunakan adalah etanol karena etanol
dapat mengambil senyawa organic yang ada pada daun teh, selain itu harganya
lebih murah dibandingkan pelarut lainnya, dan etanol mempunyai titik didih
lebih kecil daripada eter. Etanol mempunyai
titik didih ±780C sedangkan eter mempunyai titik didih ±1400C,
sementara kafein mempunyai titik didih ±1780C, sehingga etanol
dipilih menjadi pelarut yang tepat karena perbedaan titik didih antara zat
kafein dalam daun teh dan etanol tidak terlalu dekat, dengan demikian pemisahan
zat kafein dengan pelarutnya lebih mudah terambil dan lebih maksimal daripada
mengunakan eter. Selain itu eter dan etanol dapat berbahaya bagi kesehatan,
akan,tetapi tingkat bahaya eter lebih tinggi daripada etanol.
Larutan
zat yang didapat pada proses soxhletasi berwarna hijau kecoklatan ini
menandakan bahwa senyawa dalam daun teh dapat terambil dengan maksimal dengan
pelarut yang di pilih dan senyawa zat dalam daun teh serta pelarut dapat larut
didasar labu. Dalam soxletasi pelarut
mengambil semua senyawa zat dalam daun teh secara bertahap, hal ini menyebabkan
soxletasi berjalan beberapa kali sirkulasi sehingga mendapatkan larutan hijau
kecoklatan yang pekat. Proses soxhletasi dihentikan apabila larutan di dalam
timbel sudah bening yang berarti zat dalam daun teh telah habis bereaksi dengan
pelarut etanol. Dalam proses ini memiliki kendala pada waktu yang kurang,
sehingga proses soxhletasi tidak dapat dilakukan dalam sekali praktikum tetapi
dilakukan dalam dua kali praktikum.
Hasil
dari soxhletasi kemudian di destilasi vacum untuk memisahkan ekstrak daun teh
dengan pelarut etanol, sebelum di destilasi vacum ekstrak daun teh disaring
menggunakan kertas saring untuk memisahkan dari pengotornya kemudian di
destilasi vacum. Untuk memisahkan ekstrak daun teh dengan etanol, pada alat
destilasi vacum diatur dengan suhu ±78º agar etanol menguap karena titik didih
etanol lebih rendah daripada titik didih kafein, sehingga menggunakan suhu yang
sesuai dengan titik didih etanol. Proses destilasi vacum dihentikan apabila
pada suhu ±78º etanol tidak menetes lagi. Waktu yang diperlukan dalam proses
destilasi vacum ini sekitar ±15 menit karena larutan zat yang di destilasi
hanya sedikit, jadi tidak membutuhkan waktu yang lama untuk pemisahan. Larutan
yang didapat dalam proses destilasi vacum adalah larutan coklat kehitaman yang
kental. Karena larutan yang di dapat dari hasil soxhletasi hanya sedikit maka
hasil dari destilasi vacum juga sedikit.
Kemudian
ekstrak daun teh yang dihasilkan dari destilasi vacum ditambahkan dengan MgO
untuk memisahkan kafein dengan senyawa lain. Setelah penambahan MgO didapatkan
hasil berupa larutan coklat yang ada endapannya, endapan tersebut menandakan
bahwa MgO telah mengendapkan senyawa-senyawa lain yang ada pada ekstrak daun
teh selain kafein, untuk memisahkan endapan dengan dengan larutan disaring
menggunakan kertas saring. Pada larutan yang telah disaring ditambahkan dengan
H2SO4 untuk mengendapkan MgO yang masih tersisa, kemudian
disaring kembali untuk memisahkan endapan dari sisa MgO tersebut. Setelah
disaring kemudian diukur pH larutan, karena terlalu asam akibat penambahan H2SO4
maka dinetralkan dengan NaOH dan diukur pH larutannya, hingga pH larutan yang
didapat menjadi netral.
Larutan
yang sudah netral ditambah dengan kloroform kemudian disublimasi untuk
mendapatkan kristal kafein, penambahan kloroform berfungsi untuk mengikat
kafein pada saat menguap dan diharapkan agar kafein tertinggal di bawah kertas
saring membentuk kristal sedangkan kloroform akan menguap. Akan tetapi pada
praktikum ini tidak berhasil membentuk
kristal kafein karena pada sublimasi untuk membentuk suatu kristal
seharusnya kertas saring itu kering, sedangkan pada praktikum ini kertas saring
yang digunakan basah karena tetesan dari kapas pendingin yang ada di luar
corong gelas sehingga tidak membentuk kristal kafein melainkan serbuk kafein
yang menempel pada kertas saring. Untuk membuktikan adanya kafein diuji dengan
pereaksi parri, pada kertas saring yang tertempel serbuk kafein ditetesi dengan
pereaksi parri didapatkan hasil yang positif karena menghasilkan larutan hijau
kecoklatan. Kemudian kertas saring yang tertempel serbuk kafein ditetesi aseton
dan air lalu dilihat di mikroskop dan terdapat kristal jarum panjang yang
menandakan positif adanya kafein.
Pada
praktikum ini bertujuan untuk mendapatkan kristal kafein, akan tetapi yang didapat
adalah serbuk kafein yang menempel pada kertas saring. Terjadinya kesalahan ada
pada saat sublimasi karena seharusnya pada saat sublimasi kertas saring harus
kering untuk mendapatkan kristal kafein, sedangkan pada praktikum ini kertas
saring yang digunakan basah.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari
praktikum yang kami lakukan dapat di simpulkan antara lain:
1. Untuk
mendapatkan kafein dari daun teh kami melakukan proses soxhletasi, destilasi
vacum, memisahkan destilat dari pengotor, menetralkan pH larutan dan sublimasi.
2. Dalam
praktikum ini metode yang kami gunakan adalah ekstraksi soxhletasi, pemisahan
destilasi vacum,dan pemurnian dengan sublimasi.
3.
Manfaat kafein adalah
sebagai stimulan sistem syaraf pusat, stimulan otot jantung, meningkatkan
aliran darah melalui arteri koroner, relaksasi otot polos bronki, dan aktif
sebagai diuretika, dengan tingkatan yang berbeda. Sedangkan dampak negative
dari mengkonsumsi kafein terlalu
banyak dapat menyebabkan intoksikasi kafein (yaitu mabuk akibat kafein).
4.
Serbuk kafein yang kami peroleh menempel
pada kertas saring sehingga tidak dapat diketahui secara kuantitatif.
5.2 Saran
1. Sebaiknya
bahan yang digunakan lebih banyak agar ekstrak yang di hasilkan juga banyak
2. Pada
saat perajangan sebaiknya di rajang kecil-kecil untuk mendapatkan hasil yang
lebih maksimal
3. Sebaiknya
diperhatikan seluruh proses praktikum yang dilakukan secara maksimal untuk
meminimalisir kesalahan yang terjadi pada saat praktikum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar