Analisis
Kritis Jurnal Pembuatan Selai Salak
Oleh
: Layung Dhiya Ulhaq
1.
Bibiliografi
Noerhartati, Endang,
dkk. Tahun. Kajian dari Penambahan Natrium Benzoat dan Gula yang Tepat Terhadap
Mutu Selai Salak Selama Penyimpan. Jurnal Pembuatan Selai Salak.
2.
Tujuan Penulisan
Penelitian
ini bertujuan untuk menemukan konsentrasi yang tepat dari bahan tambahan dan
gula untuk selai salak selama masa penyimpanan, dan mengetahui tingkat kesukaan
konsumen terhadap selai salak. Penelitian ini menggunakan komposisi yang acak
dari dua faktor perlakuan dengan 3 kali replikasi. Faktor pertama adalah
konsentrasi bahan tambahan (A1 = 0%, A2 = 0,05 %, A3 = 0,1%). Faktor kedua
yaitu konsentrasi gula (B1 = 55%, B2 = 75%). Selai salak akan dianalisis pada
hari pertama dan hari ke-30. Parameter yang akan dianalisis yaitu kadar air,
uji mikroba, dan uji hedonik.
3.
Fakta Unik
Produksi
buah salak di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Ternyata
buah salak mengandung gizi yang tinggi dalam setiap 100 gram. Kandungan gizi
tersebut yaitu kalori, protein, kalsium, vitamin A, B1, C, besi, fosfor,
karbohidrat, air, dan lemak. Salak dibuat selai karena jarang dikonsumsi dalam
bentuk segar, dan selai merupakan buah yang mudah rusak sehingga dibuat
alternatif pengolahannya. Pembuatan selai ini, ditambah dengan bahan tambahan
berupa natrium benzoat sebagai pengawet dan gula sebagai pemanis dengan
konsentrasi yang berbeda-beda. Selai yang sudah jadi diuji pada hari pertama
dan ke-30. Uji yang dilakukan yaitu uji kadar air, uji mikroba, dan uji
hedonik. Hasil menunjukkan bahwa proses alternatif yang terbaik adalah A1B1
(natrium benzoat 0% dan gula 75%). Hal ini berdasarkan kualitas dari produk
melalui pengujian yang telah disebutkan.
4.
Pertanyaan yang
Dimunculkan
a. Mengapa
pada proses pembuatan selai salak dilakukan perendaman dengan Na metabisulfit
selama 20 menit?
b. Mengapa
pada proses pembuatan selai salak dilakukan blanching (pemutihan) pada
salak? Sedangkan menurut saya, warna selai akan lebih menarik jika warna salak
alami masih terlihat.
c. Bagaimana
cara uji kadar air dan angka lempeng total ?
d. Sampai
berapa lama selai salak dapat bertahan tanpa penambahan bahan pengawet ?
5.
Konsep Utama
Berdasarkan jurnal
pembuatan selai salak ini, didapatkan beberapa konsep utama teori yang penting
yaitu :
a. Pasteurisasi
penting dilakukan pada wadah atau tempat yang digunakan untuk menyimpan selai
sebelum pengemasan, dan pada selai setelah pengemasan. Hal ini dilakukan untuk
mensterilkan wadah dan selai agar mencegah adanya bakteri yang mungkin masuk
saat proses pembuatan.
b. Penambahan
gula pada selai dengan konsentrasi 75% menghasilkan daya oles selai yang baik
dan perpaduan rasa yang pas dari gula dan salak. Daya oles yang baik disebabkan
karena gula mempunyai sifat yang mudah menyerap air, akibatnya pengembangan
pati lebih lambat sehingga suhu gelatinisasi lebih tinggi. Gula dapat
menyebabkan gel lebih awet dan tahan lama.
6.
Refleksi
Jurnal
ini cukup lengkap untuk dijadikan panduan penelitian saya yaitu pembuatan selai
wortel dan uji mutunya. Tetapi tidak semua tercantum dalam jurnal ini. Jurnal
ini tidak menjelaskan tentang cara uji mutu yang dilakukan, karena penelitian
difokuskan untuk mengetahui konsentrasi yang tepat dari penambahan bahan
pengawet dan gula untuk menhghasilkan rasa selai yang enak dan kualitas yang
baik, serta uji volunteer pada konsumen untuk mengetahui tingkat
kesukaan selai salak. Beberapa hal yang dapat diambil untuk penelitian saya
dari jurnal ini adalah cara pembuatan selai, mutu selai yang meliputi uji
organoleptis (daya oles, warna, bau, rasa), dan angka lempeng total.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar