Kamis, 05 Desember 2013

SKRINING FITOKIMIA

PERCOBAAN I
SKRINING FITOKIMIA
I. PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Percobaan
Tujuan diadakan percobaan ini yaitu untuk mengenal cara identifikasi senyawa fitokimia dari tumbuhan.
1.2 Dasar Teori
Fitokimia atau kimia tumbuhan mempelajari aneka ragam senyawa organik yang dibentuk dan ditimbun oleh tumbuhan yaitu mengenai struktur kimianya, biosintesisnya, perubahan serta metabolismenya, penyebarannya secara alamiah serta fungsi biologinya. Tumbuhan menghasilkan berbagai macam senyawa kimia organik, senyawa kimia ini bias berupa metabolit primer maupun metabolit sekunder. Kebanyakan tumbuhan menghasilkan metabolit sekunder, metabolit sekunder juga dikenal sebagai hasil alamiah metabolisme. Hasil dari metabolit sekunder lebih kompleks dibandingkan dengan metabolit primer. Berdasarkan asal biosintetiknya, metabolit sekunder dapat dibagi ke dalam tiga kelompok besar yakni terpenoid (triterpenoid, steroid, dan saponin) alkaloid dan senyawa-senyawa fenol (flavonoid dan tanin) (Simbala, 2009).
Alkaloid mencakup senyawa bersifat basa yang mengandung satu atau lebih atom nitrogen, biasanya dalam gabungan sebagai bagian dari system siklik. Alkaloid sering kali beracun bagi manusia dan banyak mempunyai kegiatan fisiologis yang menonjol, jadi digunakan secara luas dalam bidang pengobatan. Uji sederhana, tapi sama sekali tidak sempurna untuk alkaloid dalam daun atau buah segar adalah rasa pahitnya di lidah (Harborne, 1996).
Falvonoid sering terdapat sebagai glikosida, golongan terbesar flavonoid berciri mempunyai cincin piran yang menghubungkan rantai tiga karbon dengan salah satu dari cincin benzene. Efek flavonoid terhadap macam-macam organism sangat banyak macamnya dan dapat menjelaskan mengapa tumbuhan yang mengandung flavonoid dipakai dalam pengobatan tradisional. Flavonoid tertentu merupakan komponen aktif tumbuhan yang digunakan secara tradisional untuk mengobati gangguan hati (Robinson, 1995).
Saponin adalah senyawa aktif permukaan yang kuat menimbulkan busa jika dikocok dalam air dan pada konsentrasi yang rendah sering menyebabkan hemolisis sel darah merah. Saponin digunakan sebagai bahan baku untuk sintesis hormon steroid yang digunakan dalam bidang kesehatan. Dua jenis saponin yang sering dikenal yaitu glikosida triterpenoid alkohol dan glikosida struktur steroid tertentu yang mempunyai rantai samping spiroketal. Kedua jenis saponin ini larut dalam air dan etanol tetapi tidak larut dalam eter (Robinson, 1995).
Triterpenoid adalah senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari enam satuan isoprene dan secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 asiklik yaitu skualena. Triterpenoid dapat digolongkan menjadi triterpena sebenarnya, steroid, saponin dan glikosida jantung (Harborne, 1996).
II. CARA PERCOBAAN
2.1 ALAT DAN BAHAN
2.1.1 Alat
Alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu
1. Corong
2. Gelas ukur
3. Gelas piala
4. Kertas saring
5. Mortar
6. Pemanas
7. Penjepit
8. Pipet tetes
9. Plat tetes
10. Tabung reaksi
11. Tisu
2.1.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum yaitu :
1. Amil alcohol
2. Aquades
3. Asam asetat anhidrat
4. Asam sulfat 2N
5. Asam sulfat pekat
6. Contoh tanaman( buah dan penutup buah permot)
7. Etanol
8. HCl pekat
9. Kloroform-amoniak 0,05 N
10. Logam Mg
11. Reagen Dragendorf
12. Reagen Wagner
13. Reagen Mayer
2.2 Cara Kerja
2.2.1 Identifikasi Alkaloid dengan Metode Culvenor-Fitzgerald
1. Menghaluskan ± 2 gram sampel (penutup buah permot dan buahnya).
2. Memasukkannya dalam tabung reaksi.
3. Menambahkan 5 ml kloroform dan 5 ml amoniak pada tiap tabung.
4. Memansakannya sebentar, kocok dan menyaringnya.
5. Meneteskan 5 tetes H2SO4 2N pada masing-masing filtrat, lalu kocok.
6. Menambahkan masing-masing tabung dengan pereaksi Mayer, Wagner, dan Dragendorf.
7. Mengamati perubahan yang terjadi.
2.2.2 Identifikasi Flavonoid
1. Menghaluskan ± 1 gram sampel (penutup buah dan buah permot).
2. Memasukkan sampel yang sudah halus pada tabung reaksi.
3. Menambahkan 5 ml etanol, kocok, memanaskan dan kocok lagi, kemudian menyaring filtrat,
4. Menambahkan 0,2 gram Mg dan 3 tetes HCl pada masing-masing filtrat.
5. Mengamati masing-masing perubahan warna yang terjadi.
2.2.3 Identifikasi Saponin
1. Menghaluskan sampel secukupnya.
2. Menambahkan dengan 1 ml aquades.
3. Mengocok larutan tersebut selama 15 menit.
4. Mengamati apakah busa yang terbentuk bertahan lama atau tidak, kalau bertahan lama hasil uji ini yaitu positif.
2.2.4 Identifikasi Steroid dan Triterpenoid
1. Menghaluskan 1 gram sampel.
2. Menambahkan 2 ml kloroform, kocok dan saring filtratnya.
3. Menambahkan 2 tetes asetat anhidrat pada filtrat.
4. Kemudian menambahkan 2 tetes asam sulfat pekat.
5. Mengamati perubahan warna yang terjadi.
III.         HASIL PERCOBAAN
Adapun hasil yang didapatkan pada percobaan kali ini yaitu sebagai berikut :
3.1  Hasil Percobaan Sampel 2 Bagian Buah Permot
No Langkah Percobaan Hasil Pengamatan Gambar
1 Uji Alkaloid Sampel + 5 ml kloroform + 5 ml amoniak dipanaskan, dikocok disaring ambil filtratnya + 5 tetes H2SO4 2N, dikocok, filtrate + reagen Mayer, wagner, dan Dragendorf amati ada tidaknya endapan -          Reagen Mayer negatif, tidak terbentuk endapan putih
-          Reagen Wagner negatif,tidak terbentuk endapan coklat

-          Reagen Dragendorf negatif, tidak terbentuk endapan jingga-merah
 






2 Uji Flavonoid Sampel + 5 ml etanol, dipanaskan, dikocok lalu saring filtrate + 0,2 gram Mg + 3 tetes HCl Hasilnya negatif karena tidak terbentuk endapan jingga merah  
3 Uji Saponin Sampel + 1 ml aquades dikocok tunggu selama 15 menit Hasilnya negatif karena tidak terbentuk busa bertahan  
4 Uji steroid dan triterpenoid Sampel + 2 ml kloroform, dikocok dan saring filtrate + 2 tetes asetat anhidrat + 2 tetes H2SO4 pekat amati perubahan warna  Hasilnya negatif dan larutannya berwarna hijau bening  
3.2Hasil Percobaan Sampel 1 Penutup Buah Permot
No Langkah Percobaan Hasil Pengamatan
1 Uji Alkaloid Sampel + 5 ml kloroform + 5 ml amoniak dipanaskan, dikocok disaring ambil filtratnya + 5 tetes H2SO4 2N, dikocok, filtrate + reagen Mayer, Wagner, dan Dragendorf amati ada tidaknya endapan -           Reaksi Wagner   negatif larutannya berwarna coklat.
-          Reagen Mayer negatif  tidak terbentuk endapan putih.

-          Reagen Dragendorf negatif tidak terdapat endapan jingga-merah
2 Uji Flavonoid Sampel + 5 ml etanol, dipanaskan, dikocok lalu saring filtrate + 0,2 gram Mg + 3 tetes HCl Hasilnya positif sampel terbentuk endapan jingga merah
3 Uji Saponin Sampel + 1 ml aquades dikocok tunggu selama 15 menit Hasilnya positif terbentuk busa yang bertahan.
4 Uji steroid dan triterpenoid Sampel + 2 ml kloroform, dikocok dan saring filtrate + 2 tetes asetat anhidrat + 2 tetes H2SO4 pekat amati perubahan warna
Hasilnya negatif larutan yang terbentuk berwarna kuning bening
  1. I.     PEMBAHASAN
Tujuan diadakannya praktikum ini adalah untuk mengetahui cara identifikasi senyawa fitokimia dari tumbuhan. Pada praktikum kali dengan skrining fitokimia, skrining fitokimia bertujuan untuk identifikasi awal senyawa kimia yang terkandung dalam tumbuhan.
Metabolit primer adalah hasil dari metabolism primer berupa senyawa makromolekul seperti protein, polisakarida, lemak, asam nukleat dan lain lain. Metabolit sekunder adalah hasil dari metabolism sekunder berupa senyawa mikromolekul seperti alkaloid, saponin, tannin, steroid dan lain-lain.
Pada praktikum ini menggunakan sampel permot (Passiflora foetida L.) famili Passifloraceae. Hasil yang di dapatkan pada praktikum kali ini yaitu untuk sampel penutup buah permot pada uji alkaloid, sampel yang sudah dihaluskan ditambah 5 ml kloroform dan 5 ml amoniak dipanaskan, kocok dan disaring filtratnya kemudian ditetesi dengan H2SO4 2N 5 tetes kocok, kemudian masing-masing ditambahkan dengan pereaksi Mayer, pereaksi Wagner, dan pereaksi Dragendorf amati perubahannya, untuk sampel yang ditambahkan dengan pereaksi Mayer hasilnya negative karena tidak terbentuk endapan putih, pereaksi Wagner hasilnya negatif tidak ada endapan tapi larutannya berwarna coklat, pereaksi Dragendorf  negatif karena tidak terbentuk endapan jingga-merah. Uji alkaloid, sampel ditambahkan dengan 5 ml etanol dipanaskan, kocok dan saring filtrate ditambahkan 2 gram Mg dan 3 tetes HCl amati perubahannya apabila positif maka akan terbentuk endapan jingga merah hasilnya pada uji ini positif karena terbentuk endapan jingga merah. Uji saponin, sampel ditambahkan aquades dikocok dan tunggu selama 15 menit hasilnya positif jika terbentuk busa bertahan hasilnya pada uji sampel ini yaitu positif  karena terdapat busa bertahan. Uji steroid dan triterpenoid, sampel ditambah 2 ml kloroform kemudian dikocok dan saring filtratnya ditambahkan 2 tetes asetat anhidrat saring dan ditambahkan 2 tetes H2SO4 pekat kemudian amati perubahan yang terjadi hasilnya pada uji sampel negative  karena tidak terbentuk warna merah ataupun hijau tapi larutannya berwarna kuning bening. Sedangkan untuk hasil uji sampel 2 yaitu bagian buah permot untuk alkaloid semua pereaksi menunjukkan hasil negative. Uji flavonoid hasilnya juga negative,uji saponin juga hasilnya negative karena tidak terbentuk busa bertahan. Uji steroid dan triterpenoid hasilnya juga negative larutannya berwarna hijau bening.
Fungsi penambahan bahan-bahan pada pengujian tersebut yaitu untuk menguji ada tidaknya senyawa yang kita uji tersebut pada sampel. Tiap uji sendiri memiliki cirri yang khusus seperti saponi berbusa jika positif. Pereaksi mayer, pereaksi wagner, dan pereaksi dragendorf yaitu reagen yang digunakan untuk identifikasi awal pada alkaloid.
Adapun komposisi pada pereaksi mayer adalah 1,36 gram HgCl2 dilarutkan dalam aquades, pada bagian lain dilarutkan pula 5 gram KI dalam 10 ml aquades, kedua larutan ini kemudian dicampurkan dan diencerkan dengan aquades sampai 100 ml kemudian simpan dalam botol kaca yang tidak tembus cahaya agar tidak rusak. Pereaksi Dragendorf, sebanyak 8 gram KI dilarutkan dalam 20 ml aquades, sedangkan bagian lain 0,85 gram bismuth sub nitrat dilarutkan dalam 10 ml asam asetat glacial dan 40 ml aquades, kedua larutan dicampurkan simpan dalam botol. Untuk penggunaanya satu larutan ini diencerkan dengan 2/3 bagian larutan 20 ml asam asetat glacial dalam 100 ml aquades. Pereaksi Wagner, sebanyak 1,27 gram iodium dan 2 gram KI dilarutkan dalam 5 ml aquades kemudian larutan ini diencerkan menjadi 100 ml dengan aquades, jika terjadi endapan, dilakukan penyaringan dan disimpan dalam botol yang tidak tembus cahaya (Simbala, 2009).
  1. I.                   KESIMPULAN
Kesimpulan yang diperoleh dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
  1. Skrining fitokimia adalah identifikasi pendahuluan senyawa kimia pada tumbuhan.
  2. Hasil uji pada sampel penutup buah permot untuk uji alkaloid negative semua setelah ditambahkan masing-masing pereaksi, uji flavonoid hasilnya positif karena sampel terbentuk endapan jingga-merah, uji saponin positif karena terbentuk busa bertahan, sedangkan untuk uji steroid dan triterpenoid hasilnya negative larutan berwarna kuning bening.
  3. Hasil uji pada sampel buah permot, semua uji yang dilakukan hasilnya negatif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar