UJI VISKOSITAS EMULSI
Oleh
1.
Ilma Anggun
2.
Intan Irene Virera
3.
Prilla Aditya Saputri
4.
Trisna Frans Himawan
AKADEMI ANALIS FARMASI DAN MAKANAN
PUTRA INDONESIA MALANG
TAHUN 2013-2014
1. EMULSI
A. Emulsi
adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau cairan obat terdispersi
dalam cairan pembawa distabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan yang
cocok.
Emulsi
adalah suatu sistem heterogen yang tidak stabil secara termodinamika, yang
terdiri dari paling sedikit dua fase cairan yang tidak bercampur, dimana salah
satunya terdispersi dalam cairan lainnya dalam bentuk tetesan–tetesan kecil,
yang berukuran 0,1-100 mm, yang distabilkan dengan emulgator/surfaktan yang
cocok.
Emulsi berasal dari kata emulgeo yang ertinya menyerupai milk, warna emulsi
adalah putih. Pada abad XVII hanya dikenal emulsi dari biji-bijian yang
mengandung lemak, protein dan air. Emulsi semacam ini disebut emulsi vera atau
emulsi alam, sebagai emulgator dipakai protein yang terdapat dalam bij
tersebut.
Pada
pertengahana abad XVIII, ahli farmasi perancis memperkenalkan pembuatan emulsi
dari oleum olivarum, oleum anisi dan eugenol oil dengan menggunakan penambahan
gom arab, tragacanth dan kuning telur. Emulsi yang terbentuk karena penambahan
emulgator dari luar disebut emulsi spuria atau emulsi buatan.
B. Komponen Emulsi
Komponen komponen dari Emulsi dapat
digolongkan menjadi 2 macam yaitu :
Komponen Dasar:
Adalah bahan pembentuk emulsi yang
harus terdapat didalam emulsi, biasanya terdiri dari :
1. Fase dispers / fase internal /
fase diskontinyu
Yaitu zat cair yang terbagi-bagi
menjadi butiran kecil kedalam zat cair lain.
2. Fase kontinyu / fase eksternal /
fase luar
Yaitu zat cair dalam emulsi yang
berfungsi sebagai bahan dasar (pendukung) dari emulsi tersebut.
3. Emulgator
Adalah bagian Berupa zat yang
berfungsi untuk menstabilkan emulsi.
Komponen Tambahan:
Bahan tambahan yang sering ditambahkan
pada emulsi untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Misalnya corrigen
saporis,odoris, colouris, preservatif (pengawet), antoksidant.
Preservatif yang digunakan antara
lain metil dan propil paraben, asam benzoat, asam sorbat, fenol, kresol, dan
klorbutanol, benzalkonium klorida, fenil merkuri asetat, dll.
Antioksidant yang digunakan antara
lain asam askorbat, L.tocoperol, asam sitrat, propil gallat dan asam gallat.
C. Tipe Emulsi
Berdasarkan macam zat cair yang
berfungsi sebagai fase internal ataupun eksternal, maka emulsi digolongkan
menjadi dua macam yaitu :
1. Emulsi tipe O/W (oil in water)
atau M/A (minyak dalam air).
Adalah emulsi yang terdiri dari
butiran minyak yang tersebar kedalam air. Minyak sebagai fase internal dan air
fase eksternal.
2. Emulsi tipe W/O (water in oil)
atau A/M (air dalam minak).
Adalah emulsi yang terdiri dari
butiran air yang tersebar kedalam minyak. Air sebagai fase internal sedangkan
fase minyak sebagai fase eksternal.
F. Bahan Pengemulsi (Emulgator)
- Emulgator alam
Yaitu Emulgator yang diperoleh dari
alam tanpa proses yang rumit. Dapat digolongkan menjadi tiga golongan :
1. Emulgator alam dari
tumbuh-tumbuhan
Bahan-bahan karbohidrat ,
bahan-bahan alami seperti akasia (gom), tragakan, agar, kondrus dan pectin.
Bahan-bahan ini membentuk koloid hidrofilik bila ditambahkan kedalam air dan
umumnya menghasilkan emulsi m/a.
a. Gom arab
Sangat baik untuk emulgator tipe O/W
dan untuk obat minum. Kestabilan emulsi yang dibuat dengan gom arab berdasarkan
2 faktor yaitu :
- Kerja gom sebagai koloid pelindung
- Terbentuknya cairan yang cukup
kental sehingga laju pengendapan cukup kecil sedangkan masa mudah dituang
(tiksotropi).
- Lemak-lemak padat : PGA sama
banyak dengan lemak padat.
- Minyak atsiri : PGA sama banyak
dengan minyak atsiri.
- Minyak lemak : PGA ½ kali berat
minyak.
- Minyak lemak + minyak atsiri + Zat
padat larut dalam minyak lemak.
- Bahan obat cair BJ tinggi seperti
cloroform dan bromoform.
- Balsam-balsam.
- Oleum lecoris aseli
b. Tragacanth
c. Agar-agar
d. Chondrus
e. Emulgator lain
Pektin, metil selulosa, CMC 1-2 %.
2. Emulgator alam dari hewan
Zat-zat protein seperti : gelatin,
kuning telur, kasein, dan adeps lanae. Bahan-bahan ini menghasilkan emulsi tipe
m/a. kerugian gelatin sebagai suatu zat pengemulsi adalah sediaan menjadi
terlalu cair dan menjadi lebih cair pada pendiaman.
3. Emulgator alam dari tanah mineral
Zat padat yang terbagi halus,
seperti : tanah liat koloid termasuk bentonit, magnesium hidroksida dan
aluminium hidroksida. Umumnya membentuk emulsi tipe m/a bila bahan padat
ditambahkan ke fase air jika jumlah volume air lebih besar dari minyak. Jika
serbuk bahan padat ditambahkan dalam inyak dan volume fase minyak lebih banyak
dari air, suatu zat seperti bentonit sanggup membentuk suatu emulsi a/m. Selain
itu juga terdapat Veegum / Magnesium Aluminium Silikat
- Emulgator buatan
1. Sabun
2. Tween 20; 40; 60; 80
3. Span 20; 40; 80
I. Kestabilan Emulsi
Emulsi dikatakan tidak stabil bila
mengalami hal-hal seperti dibawah ini :
1. Creaming yaitu terpisahnya emulsi
menjadi dua lapisan, dimana yang satu mengandung fase dispers lebih banyak
daripada lapisan yang lain. Creaming bersifat reversibel artinya bila dikocok
perlahan-lahan akan terdispersi kembali.
2. Koalesen dan cracking (breaking)
yaitu pecahnya emulsi karena film yang meliputi partikel rusak dan butir minyak
akan koalesen (menyatu). Sifatnya irreversibel (tidak bisa diperbaiki). Hal ini
dapat terjadi karena:
- Peristiwa kimia, seperti penambahan alkohol, perubahan PH, penambahan CaO / CaCL2
- Peristiwa fisika, seperti pemanasan, penyaringan, pendinginan dan pengadukan.
- Inversi yaitu peristiwa berubahnya sekonyong-konyong tipe emulsi W/O menjadi O/W atau sebaliknya dan sifatnya irreversible.
Viskositas emulsi dipengaruhi oleh
perubahan komposisi :
1.Adanya hubungan linear antara
viskositas emulsi dan viskositas fase kontinu.
2.Makin besar volume fase dalam,
makin besar pula viskositas nyatanya.
3. Untuk mengatur viskositas emulsi,
tiga factor interaksi yang harus dipertimbangkan oleh pembuat formula, yaitu :
- Viskositas emulsi m/a dan a/m dapat ditingkatkan dengan mengurangi ukuran partikel fase terdispersi ,
- Kestabilan emulsi ditingkatkan denganpengurangan ukuran partikel, dan Flokulasi atau penggumpalan, yang cenderung membentuk fase dalam yang dapat meningkatkan efek penstabil, walaupun ia meningkatkan viskositas.
4. Biasanya viskositas emulsi
meningkat dengan meningkatnya umur sediaan tersebut.
2. Viskometer Brookfield
Viskometer
Brookfield adalah alat yang digunakan untuk mengukur viskositas dari suatu zat
cair dengan menggunakan gasing atau kumparan yang dicelupkan ke dalam zat cair
dan mengukur tahanan gerak dari bagian yang berputar.
Spindle
Viskometer Brookfield
Keteranagan :
Sample
container : tempat sampel yang akan diuji viskositasnya.
Spindle
: pengaduk sampel. Spindle dicelupkan sampai batas.
3. UJI VISCOSITAS EMULSI DENGAN Viskometer
Brookfield
- Alat dan bahan
Alat : seperangkat alat Viskometer Brookfield
Bahan : saos
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar