Minggu, 17 November 2013

contoh jurnal pemisahan




BAB 1
Pendahuluan
1.1 Latar belakang
Indonesia merupakan Negara yang agraris yang kaya akan floranya. Flora-flora tersebut banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari baik sebagai tanaman hias maupun untuk pengobatan.Tanaman yang di gunakan untukpengobatan sdah ada sejak lama dan digunakan oleh manusia,
     Semua tanaman obat harus memenuhi persyaratan aman, bermanfaat, dan sudah terstandarisasi agar dapat digunakan dalam pelayanan kesehatan. Jagung merupakan salah satu dari sekian banyak flora. yang dapat dimanfaatkan sebagai tanaman obat tradisional termasuk diindonesia.. Tentu akan sangat bingung bagi para pemula yang belum paham tentang simplisia itu sendiri. Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia Simplisia adalah bahan alami yang digunakan untuk obat dan belum mengalami perubahan proses apapun dan umumnya telah berupa bahan yang telah dikeringkan,Mereka bisa mengira bahwa simplisia itu adalah buah dari suatu tanaman atau akar dari suatu tanaman atau bagian dari suatu tanaman tertentu yang akan digunakan menjadi obat tradisional. Dalam pembuatan obat tradisional langkah awal yang harus dibuat adalah dengan mengubah tanaman-tanaman induk menjadi sebuah simplisia, proses simplisia adalah bahan mentah yang diolah dengan proses pengeringan,jagung adalah salah satu tanaman yang dapat diolah karena berada di antara  tanaman rerumputan tropis yang sangat adaptif terhadap perubahan iklim.
1.2 Rumusan masalah
1. Bagaimana morfologi dan determinasi Zea mays sesuai pengamatan?
2. Bagaimana  anatomi zea mays sesuai pengamata?
3. apakah amylum maydis yang telah dibuat dengat standar?
4. bagaimanakah indentifikasi mikroskopis dari amylum maydis?

1.3 Tujuan 
Tujuan kita membuat simplisia adalah:
1.      Untuk mengidentifikasi adanya zat atau ekstrak yang berguna dari tanaman yang akan kita buat
2.      Mempelajari apa saja ekstrak-ekstrak yang terkandung didalam bahan mentah yang akan diolah menjadi simplisia kering
3.      Mengetahui fisiologis dan miskrokopis dari amylum maydis
4.      Sebagai langkah awal pada proses pembuatan jamu tradisional.















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Segar Jagung
2.1.1 Morfologi dan determinasi dari tanaman jagung
Menurut Rubatzky dan Yamaguchi (1998),morfologi dan determinasi tanaman jagung (Zea mays L.) adalah tanaman semusim dan termasuk jenis rumputan/graminae yang mempunyai batang tunggal, meski terdapat kemungkinan munculnya cabang anakan pada beberapa genotip dan lingkungan tertentu. Bagian batang jagung terdiri atas buku dan ruas. Daun jagung tumbuh pada setiap buku berhadapan satu sama lain. Bunga jantan terletak pada bagian terpisah pada satu tanaman sehingga lazim terjadi penyerbukan silang.

            Menurut zalehahalimi(2009).Morfologi pokok jagung, adalah tanaman semusim yang mengambil masa lebih kurang 3 bulan untuk matang. Akar serabut, akar sokong pada pangkal batang menolong menyokong pokok. Rambut jagung yang terdapat di ujung batang  pokok menghasilkan biji-biji sebelum bunga betina matang. Tongkol terdapat di ketiak daun pokok matang mengandung benih jagung. Penyerbukan dibantu oleh angin. Tumbuhan berbiji dengan variasi meliputi akar (radix), batang (cauli), daun (folium), bunga (flos), buah (fructus), dan biji (semen).
1. Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 meter meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m

2. Batang tanaman yang kaku ini tingginya berkisar antara 1,5 m dan 2,5 m dan terbungkus oleh pelepah daun yang berselang-seling yang berasal dari setiap buku. Buku batang mudah terlihat (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).

3. Daunnya distik (dua baris daun tunggal yang keluar dalam kedudukan berselang) dengan pelepah-pelepah daun yang saling bertindih dan daunnya lebar yang relatif panjang. Epidermis daun bagian atas biasanya berambut halus dan mempunyai baris-baris sel membuyar membentuk gelembung (buliform) yang dengan perubahan turgor, menyebabkan daun-daun menggulung atau membuka permukaan daun bagian bawah glabrus (tanpa rambut-rambut) dan biasanya mempunyai agak lebih banyak stomata daripada permukaan bagian atas. Kemiringan daun sangat bervariasi antara genotif dan kedudukan daun yang berkisar dari hampir datar sampai tegak dalam 1 mutan (Goldsworthy dan Fisher, 1992).

4. Bunga jagung bersifat protandry, dimana bunga jantan disebut malai umumnya tumbuh 1 – 4 hari sebelum muncul rambut pada bunga betina (tongkol). Bunga betina berbentuk gada, putih panjang dan disebut rambut jagung, letaknya di bawah malai (bunga jantan) (Nurmala, 1994).

5. Tongkol tumbuh dari buku diantara batang dan pelepah daun. Pada umumnya, satu tanaman jagung hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina. Beberapa varietas unggul dapat menghasilkan lebih banyak dari satu tongkol produktif

6. Biji-biji jagung tertempel kuat pada suatu proses yang sangat kuat “janggel” dan tidak seluruhnya tertutup oleh daun pelindung bunga atau sekam-sekam sebagaimana kebanyakan graminae lainnya (Goldsworthy dan Fisher, 1992).

Zea_mays_-_Köhler–s_Medizinal-Pflanzen-283.jpg

2.1.2 Sistematika
Sistematika dari tanaman jagung menurut (Yudianto, 1992) adalah sebagai berikut :
Kingdom         : Plantae
Divisio             : Spermatophyta
Subdivisio       : Angiospermae
Kelas               : Monocotyledoneae
Ordo                : Poales
Family             : Poaceae
Genus              : Zea
Spesies            : Zea mays L.
2.1.3 Anatomi Tanaman Jagung
1 Akar
Akar pada tanaman jagung terdiri dari epidermis, ground tissue, endodermisyang mengelilingi sistem vaskular akar. Sistem vaskular terdiri dari xilem dan floem. Epidermis tersusun atas sel-sel eliptik dan perhadapan dengan 2 lapis hypodermis. (http://numairunizar.blogspot.com, 2008).
2 Batang
Pada potongan melintang, jaringan epidermis berbentuk persegi. Sel epidermal mengandung bagian kristal yang  memanjang. Di dalam setelah jaringan epidermis, terdapat jaringan sklerenkim yang tebal. Sklerenkim pada batang saling berselang-seling dengan jaringan klorenkim.  Sklerenkim sebagian mengandung kumpulan sistem vaskular yang melingkari batang. Terdapat 3-5 sistem vaskular yang mengitari batang.  Bagian sistem vaskular yang terluar merupakan yang terkecil. Bagian utama sistem vaskular yangterdiri dari xilem dan floem menyebar di bagian  dalam tengah pada batang. Sistem vaskular yang berada di tengah tidak seluas sistem vaskular yang berada pada bagian periferal (pinggir). Sistem vaskular yang terletak pada bagian tengah batang tidak memiliki jaringan sklerenkim. Pada bagian tengah batang. Sklerenkim digantikan oleh jaringan keran bernama parenkim (Malti et al., 2011).
3. Daun
Anatomi dari daun tanaman jagung adalah berkarakter sama dengan rerumputan yang hidup didaerah iklim sedang (mesophytic grass). Jaringan paling luar disebut epidermis yang memiliki kutikula sehingga bersifat kasar. Bentuk selnya adalah batang. Jaringan epidermis selalu berada di luar. Silika kristal terdapat pada beberapa tipe daun yang bervarietas berbeda. Silika kristal bersebelahan dengan jaringan epidermis yang berfungsi sebagai pengikat. Pada tanaman monokotil seperti jagung, daun tidak memiliki jaringan palisade. Setiap sistem vaskular, dikelilingi oleh jaringan parenkim yang keras namun tipis. Sistem vaskular dikelilingi bundle sheath.  Jagung adalah tipe tanaman C4. Tanaman C4 memiliki sel  kloroplas yang besar dan tersebar secara kaku. Kloroplas terletak didaerah mesofil daun yang terletak pada bagian tengah jaringan daun. (Malti et al., 2011).
4. Biji
Embrio pada tanaman jagung terletak dibawah endosperma. Jaringan endosperma bersifat padat. Embrio terdiri dari radicula dan plumula. Radikula pada embrio dilindungi oleh sel-sel colerorhiza. Plumula dilindungi oleh sel-sel aleuron sel. Sel aleuron bertipe kecil, padat dan berbentuk persegi. Lapisan pelindung paling luar yang menutupi seluruh biji adalah pericarp                                                                 (Malti et al., 2011).

2.2  Simplisia
Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia simplisia adalah bahan alami yang digunakan untuk obat dan belum mengalami perubahan proses apapun dan umumnya telah berupa bahan yang telah dikeringkan. Simplisia sendiri terbagi menjadi 3 golongan
1.      Simplisia nabati
Simplisia nabati adalah simplisia berupa tanaman utuh atau bagian tanaman utuh dan eksudat tanaman. Eksudat tanaman adalah isi yang spontan yang keluar dari tanaman atau isi sel yang dikeluarkan dari selnya,dengan cara tertentu yang masih belum berupa zat kimia murni.
2.      Simplisia hewani
Simplisia hewani adalah simplisia berupa hewan utuh atau bagian dari hewan utuh yang zat-zatnya berguna yang dihasilan dari hewan dan belum berupa zat kimia murni.
3.      Simplisia mineral
Simplisia mineral adalah simplisia yang berupa bahan pelikan (mineral) yanvg belum atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia murni.

2.2.1 Cara Pembuatan Simplisia
Cara pembuatan simplisia menurut (Boldsk).

(1)Menyiapkan bahan baku, kemudian bahan baku dipilih yang masih segar dan berwarna kekuningan (2) bahan baku dibersihkan dari tanah dan kerikil (3)menghilangkan bagian dari bahan baku yang tidak di gunakan (4)memisahkan bahan yang baik (5)bahan baku di bersihkan dari kotoran,dicuci dengan air hingga bersih (6)bahan baku diiris tipis-tipis,kemudian di blender,diperas/disaring dan di endapkan untuk di ambil sarinya (7)mengurangi kadar air dengan cara  di lakukan pengeringan di bawah sinar matahari (8)memilih bahan setelah dikeringkan (9)kemudian bahan ditempatkan pada tempat yang kering misalnya pot atau toples.
2.2.2 Pengamatan Makroskopis
1. Amati simplisia
2. Amati bentuk, bau, warna dan rasa
3. Catat hasil pengamatan

2.2.3 Pengamatan Mikroskopis
1. Tekan biji jagung hingga mengeluarkan sari jagung
2. Letakkan pada kaca objek
3. Ditetesi aquades
4. Ditutup dengan kaca objek
5. Diamati di mikroskop
6. Catat dan gambar hasil pengamatan
















BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Alat dan bahan
Alat yang digunakan dalam pembuatan simplisia  adalah alat-alat dapur yang sering kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Alat:
-          Pisau ukuran sedang, merk pak tani
-          Wadah atau baskom plastic ukuran diameter 30cm
-          Sarigan santan ukuran diameter 30cm
-          Blender merk yamato
Bahan:
-          Jagung manis dipasaran
-          Aquades secukupnya
3.2   Prosedur
3.2.1 Prosedur Morfologi
Tiap bagian dari tanaman jagung seperti daunnya, batangnya, buahnya, bunganya, bijinya, dan akarnya kita amati dan kita lihat buku literatur masuk kedalam bentuk apakah bagian-bagian tanaman jagung tersebut.


3.2.2  Prosedur Anatomi
         1. Buah jagung diiris melintang setipis mungkin.
         2. Irisan jagung tersebut diletakkan pada kaca obyek.
3. Irisan jagung yang ada pada kaca obyek diberi aquadesh lalu ditutup kembali dengan kaca obyek satunya
4. kaca obyek ditarus dibawah lensa mikroskop lalu diamati
Pengamatan anatomi secara teknis
pati-jagung-70-100x                      EndHa1092.jpg


 






1. Menyiapkan bahan baku
2. Proses pembuatan simplisia
a.       Pengumpulan bahan baku
·         jagung dipilih yang masih segar dan berwarna kekuningan
3. Sortasi Basah
·         jagung dibersihkan dari tanah dan kerikil
·         Menghilangkan bagian dari bahan yang tidak digunakan
·         Memilih tanaman yang masih baik(tidak rusak)
4.   Pencucian
·         jagung dibersihkan dari kotoran dicuci dengan air hingga bersih
5.  Pemotongan
·         jagung diiris tipis-tipis, kemudian diblender, diperas/disaring dan diendapakan untuk diambil sarinya
6     Pengeringan
·         Untuk mengurangi kadar air yang terdapat pada bahan, dapat di lakukan pengeringan dibawah sinar matahari
7     .Sortasi Kering
·         Memilih bahan setelah proses pengeringan
8     .Penyimpanan
·         Dapat ditempatkan pada tempat yang kering, misal toples dll

Tidak ada komentar:

Posting Komentar