BAB
1
Pendahuluan
1.1
Latar belakang
Indonesia
merupakan Negara yang agraris yang kaya akan floranya. Flora-flora tersebut
banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari baik sebagai tanaman hias maupun
untuk pengobatan.Tanaman yang di gunakan untukpengobatan sdah ada sejak lama
dan digunakan oleh manusia,
Semua tanaman obat harus memenuhi
persyaratan aman, bermanfaat, dan sudah terstandarisasi agar dapat digunakan
dalam pelayanan kesehatan. Jagung merupakan salah satu dari sekian banyak flora. yang dapat
dimanfaatkan sebagai tanaman obat tradisional termasuk diindonesia..
Tentu akan sangat bingung bagi para pemula yang belum paham tentang simplisia
itu sendiri. Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia Simplisia
adalah bahan alami yang digunakan untuk obat dan belum mengalami perubahan
proses apapun dan umumnya telah berupa bahan yang telah dikeringkan,Mereka bisa
mengira bahwa simplisia itu adalah buah dari suatu tanaman atau akar dari suatu
tanaman atau bagian dari suatu tanaman tertentu yang akan digunakan menjadi
obat tradisional. Dalam pembuatan obat tradisional langkah awal yang
harus dibuat adalah dengan mengubah tanaman-tanaman induk menjadi sebuah
simplisia, proses simplisia adalah bahan mentah yang diolah
dengan proses pengeringan,jagung adalah salah satu tanaman yang dapat diolah
karena berada di antara tanaman
rerumputan tropis yang sangat adaptif terhadap perubahan iklim.
1.2 Rumusan masalah
1.
Bagaimana morfologi dan determinasi Zea
mays sesuai pengamatan?
2.
Bagaimana anatomi zea mays sesuai pengamata?
3.
apakah amylum maydis yang telah
dibuat dengat standar?
4.
bagaimanakah indentifikasi mikroskopis dari amylum
maydis?
1.3 Tujuan
Tujuan kita membuat
simplisia adalah:
1.
Untuk mengidentifikasi adanya zat atau
ekstrak yang berguna dari tanaman yang akan kita buat
2.
Mempelajari apa saja ekstrak-ekstrak
yang terkandung didalam bahan mentah yang akan diolah menjadi simplisia kering
3.
Mengetahui fisiologis dan miskrokopis
dari amylum maydis
4.
Sebagai langkah awal pada proses
pembuatan jamu tradisional.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Tanaman Segar Jagung
2.1.1 Morfologi dan determinasi dari tanaman jagung
Menurut
Rubatzky dan Yamaguchi (1998),morfologi dan determinasi tanaman jagung (Zea mays L.) adalah tanaman semusim dan
termasuk jenis rumputan/graminae yang mempunyai batang tunggal, meski terdapat
kemungkinan munculnya cabang anakan pada beberapa genotip dan lingkungan
tertentu. Bagian batang jagung terdiri atas buku dan ruas. Daun jagung tumbuh
pada setiap buku berhadapan satu sama lain. Bunga jantan terletak pada bagian
terpisah pada satu tanaman sehingga lazim terjadi penyerbukan silang.
Menurut
zalehahalimi(2009).Morfologi pokok jagung, adalah tanaman semusim yang
mengambil masa lebih kurang 3 bulan untuk matang. Akar serabut, akar sokong
pada pangkal batang menolong menyokong pokok. Rambut jagung yang terdapat di
ujung batang pokok menghasilkan
biji-biji sebelum bunga betina matang. Tongkol terdapat di ketiak daun pokok
matang mengandung benih jagung. Penyerbukan dibantu oleh angin. Tumbuhan
berbiji dengan variasi meliputi akar (radix), batang (cauli), daun (folium),
bunga (flos), buah (fructus), dan biji (semen).
1. Akar
jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 meter meskipun
sebagian besar berada pada kisaran 2 m
2. Batang
tanaman yang kaku ini tingginya berkisar antara 1,5 m dan 2,5 m dan terbungkus
oleh pelepah daun yang berselang-seling yang berasal dari setiap buku. Buku
batang mudah terlihat (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).
3. Daunnya distik (dua baris daun tunggal yang keluar
dalam kedudukan berselang) dengan pelepah-pelepah daun yang saling bertindih
dan daunnya lebar yang relatif panjang. Epidermis daun bagian atas biasanya
berambut halus dan mempunyai baris-baris sel membuyar membentuk gelembung
(buliform) yang dengan perubahan turgor, menyebabkan daun-daun menggulung atau
membuka permukaan daun bagian bawah glabrus (tanpa rambut-rambut) dan biasanya
mempunyai agak lebih banyak stomata daripada permukaan bagian atas. Kemiringan
daun sangat bervariasi antara genotif dan kedudukan daun yang berkisar dari
hampir datar sampai tegak dalam 1 mutan (Goldsworthy dan Fisher, 1992).
4. Bunga jagung bersifat protandry, dimana bunga
jantan disebut malai umumnya tumbuh 1 – 4 hari sebelum muncul rambut pada bunga
betina (tongkol). Bunga betina berbentuk gada, putih panjang dan disebut rambut
jagung, letaknya di bawah malai (bunga jantan) (Nurmala, 1994).
5. Tongkol tumbuh dari buku diantara batang dan
pelepah daun. Pada umumnya, satu tanaman jagung hanya dapat menghasilkan satu
tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina. Beberapa varietas
unggul dapat menghasilkan lebih banyak dari satu tongkol produktif
6. Biji-biji jagung tertempel kuat pada suatu proses
yang sangat kuat “janggel” dan tidak seluruhnya tertutup oleh daun pelindung
bunga atau sekam-sekam sebagaimana kebanyakan graminae lainnya (Goldsworthy dan
Fisher, 1992).
2.1.2 Sistematika
Sistematika dari tanaman jagung menurut (Yudianto, 1992) adalah sebagai berikut :
Kingdom :
Plantae
Divisio :
Spermatophyta
Subdivisio :
Angiospermae
Kelas :
Monocotyledoneae
Ordo :
Poales
Family :
Poaceae
Genus :
Zea
Spesies :
Zea mays L.
2.1.3 Anatomi Tanaman Jagung
1 Akar
Akar pada tanaman
jagung terdiri dari epidermis, ground tissue, endodermisyang mengelilingi
sistem vaskular akar. Sistem vaskular terdiri dari xilem dan floem. Epidermis
tersusun atas sel-sel eliptik dan perhadapan dengan 2 lapis hypodermis. (http://numairunizar.blogspot.com, 2008).
2 Batang
Pada potongan
melintang, jaringan epidermis berbentuk persegi. Sel epidermal mengandung
bagian kristal yang memanjang. Di dalam setelah jaringan epidermis,
terdapat jaringan sklerenkim yang tebal. Sklerenkim pada batang saling
berselang-seling dengan jaringan klorenkim. Sklerenkim sebagian
mengandung kumpulan sistem vaskular yang melingkari batang. Terdapat 3-5 sistem
vaskular yang mengitari batang. Bagian sistem vaskular yang terluar
merupakan yang terkecil. Bagian utama sistem vaskular yangterdiri dari xilem
dan floem menyebar di bagian dalam tengah pada batang. Sistem vaskular
yang berada di tengah tidak seluas sistem vaskular yang berada pada bagian
periferal (pinggir). Sistem vaskular yang terletak pada bagian tengah batang
tidak memiliki jaringan sklerenkim. Pada bagian tengah batang. Sklerenkim
digantikan oleh jaringan keran bernama parenkim (Malti et al., 2011).
3. Daun
Anatomi dari daun
tanaman jagung adalah berkarakter sama dengan rerumputan yang hidup didaerah
iklim sedang (mesophytic grass). Jaringan paling luar disebut
epidermis yang memiliki kutikula sehingga bersifat kasar. Bentuk selnya adalah
batang. Jaringan epidermis selalu berada di luar. Silika kristal terdapat pada
beberapa tipe daun yang bervarietas berbeda. Silika kristal bersebelahan dengan
jaringan epidermis yang berfungsi sebagai pengikat. Pada tanaman monokotil
seperti jagung, daun tidak memiliki jaringan palisade. Setiap sistem vaskular,
dikelilingi oleh jaringan parenkim yang keras namun tipis. Sistem vaskular
dikelilingi bundle sheath. Jagung adalah tipe tanaman C4.
Tanaman C4 memiliki sel kloroplas yang besar dan tersebar secara kaku.
Kloroplas terletak didaerah mesofil daun yang terletak pada bagian tengah
jaringan daun. (Malti et al., 2011).
4. Biji
Embrio pada
tanaman jagung terletak dibawah endosperma. Jaringan endosperma bersifat padat.
Embrio terdiri dari radicula dan plumula. Radikula pada embrio dilindungi oleh
sel-sel colerorhiza. Plumula dilindungi oleh sel-sel aleuron sel. Sel aleuron
bertipe kecil, padat dan berbentuk persegi. Lapisan pelindung paling luar yang
menutupi seluruh biji adalah pericarp (Malti et al., 2011).
2.2 Simplisia
Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia
simplisia adalah bahan alami yang digunakan untuk obat dan belum mengalami
perubahan proses apapun dan umumnya telah berupa bahan yang telah dikeringkan.
Simplisia sendiri terbagi menjadi 3 golongan
1.
Simplisia
nabati
Simplisia nabati
adalah simplisia berupa tanaman utuh atau bagian tanaman utuh dan eksudat
tanaman. Eksudat tanaman adalah isi yang spontan yang keluar dari tanaman atau
isi sel yang dikeluarkan dari selnya,dengan cara tertentu yang masih belum
berupa zat kimia murni.
2.
Simplisia
hewani
Simplisia hewani
adalah simplisia berupa hewan utuh atau bagian dari hewan utuh yang zat-zatnya
berguna yang dihasilan dari hewan dan belum berupa zat kimia murni.
3.
Simplisia
mineral
Simplisia
mineral adalah simplisia yang berupa bahan pelikan (mineral) yanvg belum atau
telah diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia murni.
2.2.1 Cara Pembuatan Simplisia
Cara pembuatan simplisia menurut (Boldsk).
(1)Menyiapkan bahan baku, kemudian bahan baku dipilih yang masih
segar dan berwarna kekuningan (2) bahan baku dibersihkan dari tanah dan kerikil
(3)menghilangkan bagian dari bahan baku yang tidak di gunakan (4)memisahkan
bahan yang baik (5)bahan baku di bersihkan dari kotoran,dicuci dengan air
hingga bersih (6)bahan baku diiris tipis-tipis,kemudian di
blender,diperas/disaring dan di endapkan untuk di ambil sarinya (7)mengurangi
kadar air dengan cara di lakukan
pengeringan di bawah sinar matahari (8)memilih bahan setelah dikeringkan
(9)kemudian bahan ditempatkan pada tempat yang kering misalnya pot atau toples.
2.2.2
Pengamatan Makroskopis
1.
Amati simplisia
2.
Amati bentuk, bau, warna dan rasa
3.
Catat hasil pengamatan
2.2.3 Pengamatan Mikroskopis
1.
Tekan biji jagung hingga mengeluarkan sari jagung
2.
Letakkan pada kaca objek
3.
Ditetesi aquades
4.
Ditutup dengan kaca objek
5.
Diamati di mikroskop
6.
Catat dan gambar hasil pengamatan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Alat dan bahan
Alat yang
digunakan dalam pembuatan simplisia
adalah alat-alat dapur yang sering kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Alat:
-
Pisau
ukuran sedang, merk pak tani
-
Wadah atau
baskom plastic ukuran diameter 30cm
-
Sarigan
santan ukuran diameter 30cm
-
Blender
merk yamato
Bahan:
-
Jagung
manis dipasaran
-
Aquades
secukupnya
3.2 Prosedur
3.2.1
Prosedur Morfologi
Tiap
bagian dari tanaman jagung seperti daunnya, batangnya, buahnya, bunganya,
bijinya, dan akarnya kita amati dan kita lihat buku literatur masuk kedalam
bentuk apakah bagian-bagian tanaman jagung tersebut.
3.2.2 Prosedur Anatomi
1.
Buah jagung diiris melintang setipis mungkin.
2.
Irisan jagung tersebut diletakkan pada kaca obyek.
3. Irisan jagung yang ada pada kaca
obyek diberi aquadesh lalu ditutup kembali dengan kaca obyek satunya
4. kaca obyek ditarus dibawah lensa
mikroskop lalu diamati
Pengamatan anatomi secara
teknis
1. Menyiapkan bahan baku
2. Proses pembuatan simplisia
a.
Pengumpulan bahan baku
·
jagung dipilih yang masih
segar dan berwarna kekuningan
3. Sortasi Basah
·
jagung dibersihkan dari tanah dan kerikil
·
Menghilangkan
bagian dari bahan yang tidak digunakan
·
Memilih
tanaman yang masih baik(tidak rusak)
4. Pencucian
·
jagung dibersihkan dari
kotoran dicuci dengan air hingga bersih
5. Pemotongan
·
jagung diiris tipis-tipis,
kemudian diblender, diperas/disaring dan diendapakan untuk diambil sarinya
6 Pengeringan
·
Untuk mengurangi kadar air yang terdapat pada
bahan, dapat di lakukan pengeringan dibawah sinar matahari
7 .Sortasi Kering
·
Memilih bahan setelah proses pengeringan
8 .Penyimpanan
·
Dapat
ditempatkan pada tempat yang kering, misal toples dll
Tidak ada komentar:
Posting Komentar