TUGAS PROPOSAL FARMAKOGNOSI
“ PENGGUNAAN TANAMAN APU-APU UNTUK PENGOBATAN
PENYAKIT KULIT ( PANU )”
Oleh :
Khanna Dwi Fikri
NIM 12020
Akademi Analis
Farmasi dan Makanan Putra Indonesia Malang
Oktober 2012
BAB I
SKRINNING
Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom :
Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Divisi
: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas
:
Filicinae
Ordo
: Hydropterides
Famili
: Salviniaceae
Genus
: Pistia
Spesies
: Pistia stratiotes L.
Tanaman apu-apu
yang biasa disebut orang sunda kayambang dengan memiliki bahasa latinya yaitu Pistia statiotes L. Biasanya tanaman ini
hidup ditempat perairan air tawar kebiasaannya terapung dia air dengan ukuran
sekitar 5cm-10cm. Tanaman apu-apu berbentuk sedikit membulat warna hijau dan
akarnya berwarna putih sedikit kotor .Tanaman ini sama sekali tak butuh
perawatan, cukup diletakkan di permukaan air, maka tanaman ini akan memproduksi
anakan.Tanaman ini
dimanfaatkan oleh para peternak sebagai pakan dan pupuk oleh petani. Selain itu
apu-apu dapat menyerap racun dalam air, menurut pakar ikan lele dengan penelitian
sederhana ternyata apu-apu dapat menyerap sisa-sisa makanan yang tidak
termakan.
1.2Kandungan
kimia
Kandungan yang terdapat dalam tumbuhan apu-apu yaitu :
Kandungan yang terdapat dalam tumbuhan apu-apu yaitu :
§ Polifenol
Polifenol memiliki kegunaan utama adalah anti oksidan alami. Polifenol ini berperan melindungi sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas dengan cara mengikat radikal bebas sehingga mencegah proses inflamasi dan peradangan pada sel tubuh .Polifenol juga dapat meningkatkan sirkulasi darah dan meningkatkan kesehatan jantung sehingga dapat menurunkan resiko penyakit jantung dan penyakit kardiovaskular .
Polifenol memiliki kegunaan utama adalah anti oksidan alami. Polifenol ini berperan melindungi sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas dengan cara mengikat radikal bebas sehingga mencegah proses inflamasi dan peradangan pada sel tubuh .Polifenol juga dapat meningkatkan sirkulasi darah dan meningkatkan kesehatan jantung sehingga dapat menurunkan resiko penyakit jantung dan penyakit kardiovaskular .
§ Flavonoid
Flavonoid
juga sama memiliki kandungan anti oksidan yang sangat baik., sebagai obat anti
inflamasi mencegah pengeroposan tulang , sebagai antibiotik , sebagai antivirus
HIV/AIDS .
§ Tanin
Tanin
merupakan salah satu zat anti nutrisi.tanin dapat bereaksi dengan protein membentuk
kopolimer dan membentuk antiseptik untuk melindungi kulit yang ada dibawahnya ,
dimana regenerasi dari jaringan baru berlangsung .
1.3Khasiat
Tanaman apu-apu memiliki khasiat sebagai anti rematik, anti radang,
peluru kencing (dioretik) dan lain-lain.
Bisa digunakan sebagai pengobatan :
1. flu, demam, batuk rejem.
2. Kencing nanah
3. Kencing sakit karna dihedrasi (disurea)
4. Gatal Alergi
5. Disentri
6. Penyakit kulit dan exsim
Bisa digunakan sebagai pengobatan :
1. flu, demam, batuk rejem.
2. Kencing nanah
3. Kencing sakit karna dihedrasi (disurea)
4. Gatal Alergi
5. Disentri
6. Penyakit kulit dan exsim
7. Panu ( tinea Versicolor)
8.Rash (penyakit campak mengeluarkan sedikit)
8.Rash (penyakit campak mengeluarkan sedikit)
9.Radang kulit bernanah
1.4Bagian yang digunakan
Bagian
yang digunakan yaitu bagian daun tanpa akar , karena bagian akar sedikit toksik
. Bisa digunakan segar atau yang sudah dikeringkan .
Dalam laporan ini saya akan
menggunakan kandungan flavonoid pada tanaman apu-apu untuk mengobati penyakit
kulit , contohnya : penyakit panu . Penyakit panu merupakan penyakit kulit yang disebabkan
oleh jamur. Gejala dan tanda adanya panu yaitu timbulnya bercak yang terdapat
pada kulit disertai dengan rasa gatal pada saat berkeringat. Bercak-bercak
tersebut ada yang berwarna putih, coklat maupun merah, tergantung dari warna
kulit penderita. Panu biasanya menyerang semua bagian kulit. Pada umumnya, panu
bisa menular dari satu orang ke orang lain dan biasanya ditemukan pada kulit
kepala, kuku, lipatan lengan, leher, wajah dan kaki.
BAB II
FORMULA
2.1 Bentuk sediaan
Setengah
padat
2.2 Alat dan Bahan
Alat :
§ Beaker
glass 500 mL
§ Pengaduk
§ Alat
destilasi
§ Mortir
§ Stamper
§ Pisau
§ Blender
§ Loyang
§ Oven
§ Pot
Bahan :
§ Tanaman
apu-apu
§ Vaseline
flavum
§ Nipagin
§ Nipasol
§ Etanol
70%
§ Kertas
Saring
2.3 Perhitungan Bahan
Untuk salep
sebanyak 100 gram diperlukan:
- Vaselin Flavum sebanyak 90%
90/100 x 100 gram = 90
gram
-
Ekstrak daun apu-apu
sebanyak 9%
9/100
x 100 gram = 9 gram
-
Nipagin sebanyak 0,5%
0,5/100
x 100 gram = 0,5 gram
-
Nipasol sebanyak 0,5%
0,5/100
x 100 gram = 0,5 gram
Untuk ekstrak daun
apu-apu sebanyak 9 gram dibutuhkan kira-kira 27 gram serbuk daun apu-apu .
Untuk
bubuk sebanyak 27 gram diperlukan etanol sebanyak:
3
x 27 gram = 81 gram
81
gram = 81 gram : 0.79 gram/ml = 102.5 ml
2.4 Tahap pembuatan
1.
Pembuatan
Simplisia
§ Siapkan tanaman apu-apu.
§ Pisahkan tanaman apu-apu dari kotoran yang menempel.
§ Potong daun apu-apu.
§ Cuci bersih daun apu-apu.
§ Kemudian daun apu-apu dipotong kecil-kecil.
§ Letakkan potongan kecil-kecil daun apu-apu pada loyang
.
§ Kemudian masukkan loyang ke dalam oven .
2.
Ekstraksi
metode maserasi
§ Rendam simplisia dengan larutan etanol 70% pada beaker
glass 500ml dan ditutup alumunium foil selama 24 jam .
§ Kemudian campuran simplisia dan etanol disaring sampai
didapat larutan yang jernih .
§ Kemudian pengambilan ekstrak dengan cara didestilasi .
§ Dan hasil destilat diuapkan dengan suhu 700C
hingga menjadi serbuk .
3.
Pembuatan
salep
§
Ditimbang sebanyak 90
gram Vaselin flavum.
§
Ditimbang sebanyak 0,5
gram Nipagin dan 0,5 gram Nipasol.
§
Ditimbang sebanyak 9
gram ekstrak daun apu-apu .
§
Dimasukkan Vaseline
flavum ke dalam mortar, diaduk sampai halus.
§
Dimasukkan pengawet
nipagin dan nipasol ke dalam mortar, diaduk sampai halus.
§
Dimasukkan ekstrak daun
apu-apu ke dalam mortar, diaduk sampai halus.
§
Salep siap dikemas
dalam pot dan diberi label .
BAB III
EVALUASI
3.1 Kualitas salep
Kualitas salep yang baik
adalah :
§ Stabil, selama dipakai
harus bebas dari inkompatibilitas, tidak terpengaruh oleh suhu dan kelembaban
kamar.
§ Lunak,semua zat yang ada
dalam salep harus dalam keadaan halus, dan seluruh produk harus lunak dan
homogen.
§ Mudah dipakai atau mudah
dioleskan.
§ Dasar salep yang cocok.
§ Dapat terdistribusi merat
(Ilmu Resep Teori, hal 42)
3.2 Evaluasi
Sediaan Salep:
Ø Uji bahan aktif
Pengujian bahan aktif meliputi, uji bobot jenis, uji rotasi optic, uji indeks bias, uji titik lebur, dan uji titik didih.
Pengujian bahan aktif meliputi, uji bobot jenis, uji rotasi optic, uji indeks bias, uji titik lebur, dan uji titik didih.
Ø Homogenitas
Jika dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain yang cocok, harus menunjukkan susunan yang homogen.
Jika dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain yang cocok, harus menunjukkan susunan yang homogen.
Ø Daya serap air
Daya serap air, diukur sebagai bilangan air, yang digunakan untuk mengkarakterisasi basis absorpsi. Bilanagn air dirumuskan sebagai jumlah air maksimal (g), yang mampu diikat oleh 100 g basis bebas air pada suhu tertentu (umumnya 15-20°) secara terus menerus atau dalam jangka waktu terbatas (umumnya 24 jam), dimana air tersebut digabungkan secara manual. Evaluasi kuantitatif dari jumlah air yang diserap dilakukan melalui perbedaan bobot penimbangan (system mengandung air – sitem bebas air ) atau dengan penentuan kandungan air yang akan diuraikan nanti. Daya serap air akan berubah, jika larutan turut digabungkan didalamnya. Dapat menurunkan bilangan airnya.
Daya serap air, diukur sebagai bilangan air, yang digunakan untuk mengkarakterisasi basis absorpsi. Bilanagn air dirumuskan sebagai jumlah air maksimal (g), yang mampu diikat oleh 100 g basis bebas air pada suhu tertentu (umumnya 15-20°) secara terus menerus atau dalam jangka waktu terbatas (umumnya 24 jam), dimana air tersebut digabungkan secara manual. Evaluasi kuantitatif dari jumlah air yang diserap dilakukan melalui perbedaan bobot penimbangan (system mengandung air – sitem bebas air ) atau dengan penentuan kandungan air yang akan diuraikan nanti. Daya serap air akan berubah, jika larutan turut digabungkan didalamnya. Dapat menurunkan bilangan airnya.
Ø Kandungan air
Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk menentukan kandungan air dari salep. Penentuan kehilangan akibat pengeringan. Kandungan air digunakan ukuran kehilangan masa maksimal (%) yang dihitung pada saat pengeringan disuhu tertentu (umumnya 100 - 110°C) cara tersebut merupaka metode konvensional. Cara ini tidak dapat digunakan, jika bahan obat atau bahan pembantu ada yang mngenguap (minyak atsiri, fenol dan sebagainya).
Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk menentukan kandungan air dari salep. Penentuan kehilangan akibat pengeringan. Kandungan air digunakan ukuran kehilangan masa maksimal (%) yang dihitung pada saat pengeringan disuhu tertentu (umumnya 100 - 110°C) cara tersebut merupaka metode konvensional. Cara ini tidak dapat digunakan, jika bahan obat atau bahan pembantu ada yang mngenguap (minyak atsiri, fenol dan sebagainya).
Ø Konsistensi
Konsistensi bukanlah istilah yang dirumuskan
dengan pasti, melainkan hanya sebuah cara, untuk mengkarakterisasikan sifat
berulang, seperti sifat lunak dari sediaan sejenis salep atau mentega, melalui
sebuah angka ukur. Untuk memperoleh konsistensi dapat digunakan metode berikut,
penetrometer.
Ø Penyebaran
Penyebaran salep diartikan sebagai kemampuan penyebarannya pada kulit. Penentuanya dilakukan dengan extensometer.
Penyebaran salep diartikan sebagai kemampuan penyebarannya pada kulit. Penentuanya dilakukan dengan extensometer.
Ø Ukuran partikel
Umumnya farmakope tidak mensyaratkan pengujian ukuran partikel dalam salep suspensi, melainkan hanya membatasi penggunaan serbuk halus atau serbuk yang sangat halus. Pada salep mata suspense harus diperhitungkan adanya persyaratan yang lebih ketat, meskipun berbagai farmakope melakukan pembatasan tapi syaratnya berbeda-beda.
Umumnya farmakope tidak mensyaratkan pengujian ukuran partikel dalam salep suspensi, melainkan hanya membatasi penggunaan serbuk halus atau serbuk yang sangat halus. Pada salep mata suspense harus diperhitungkan adanya persyaratan yang lebih ketat, meskipun berbagai farmakope melakukan pembatasan tapi syaratnya berbeda-beda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar