Judul : Analisis Kualitatif Vitamin B5
Tujuan : untuk dapat menganalisis vitamin B5 secara kualitatif
Dasar Teori :
a.
Nama lain :
Asam
Pantotenat (Pantothenate Acid)
Asam
3-[(2,4-dihidroksi-3,3-dimetil butanonil)amino]propanoat
Asam Pantotenat
tersedia dalam garam kalsium (kalsium pantotenat). Kalsium pantotenat ada dalam
bentuk campuran (bentuk D dan L) D/L-kalsium pantotenat. Hanya bentuk D yang
aktif. 1000 mg D-kalsium pantotenat = 920 mg asam pantotenat; 1000 mg DL
kalsium pantotenat = 460 mg asam pantotenat.
b. Rumus struktur :
Asam Pantotenat :
Rumus
molekul :
Asam
Pantotenat : C9H17NO5
Kalsium
Pantotenat : C18H32CaN2O10
c.
Pemerian dan kelarutan
:
Kalsium Pantotenat pemeriannya
serbuk putih; tidak berbau; rasa pahit; agak
higroskopis.
Kelarutannya mudah larut dalam air; larut dalam gliserol; praktis tidak larut
dalam etanol 95%, dalam kloroform, dan dalam eter.
d.
Fungsi :
Asam pantotenat berperan sebagai
komponen koenzim A yang terlibat langsung dalam proses asetilasi dan pelepasan energi
dari molekul makronutrien. Koenzim ini sendiri memegang peranan kunci dalam
metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak. Hasil dari metabolisme ini akan
menghasilkan energi. Asam pantotenat juga berperan dalam sintesis senyawa
spingolipida, fosfolipid, sterol, hormon pertumbuhan, sel saraf, dan antibodi.
Vitamin B5 adalah pembantu enzim dalam
proses transformasi hidrat arang dan lemak menjadi energi. Sebagai pembantu
enzim, B5 juga membantu sintesa acetylcholine, kimia otak yang berperan
dalam transmisi sinyal listrik antar sel-sel saraf otak. B5 juga penting bagi
aktifitas kelenjar adrenal, terutama dalam proses pembentukan hormon
pengendali stres dan gangguan emosi lain, sehingga dikenal sebagai vitamin anti
stres. Vitamin B5 juga diperlukan dalam proses pembentukan sistem kekebalan
tubuh, terutama menjaga kesehatan saraf otak.
Suplemen B5 dapat digunakan untuk
menanggulangi berbagai macam gangguan stres akibat migren, sindrom lesu kronis
atau upaya menghentikan rokok, atau berbagai masalah yang ditimbulkan oleh
stres. Penanganan alergi, sakit kepala, arthritis, psoriasis, insomnia,
asma dan sejumlah penyakit infeksi juga lebih efektif jika melibatkan
vitamin ini. Vitamin B5 juga perlu untuk mereka yang sering
mengalami bruxisma (menggeretakkan gigi ketika sedang tidur terutama
malam hari) dan berbagai gangguan yang berhubungan dengan saraf otak
seperti neuritis, epilepsi dan penyempitan pembuluh darah otak.
e.
Dasar pemisahan untuk
identifikasi :
f. Cara
identifikasi :
Sebagai
reaksi pendahuluan, secara organoleptis Pantotenat serbuknya berwarna putih;
tidak berbau; rasa pahit; agak higroskopis. Lalu, kelarutannya mudah larut
dalam air; larut dalam gliserol; praktis tidak larut dalam etanol 95%, dalam
kloroform, dan dalam eter.
Pantotenat memiliki gugus fungsi asam
karboksil (-COOH), gugus fungsi hidroksil (-OH), gugus fungsi keton (-C=O)
sehingga Pantotenat bereaksi positif bila dianalisis gugus fungsi karboksilat,
hidroksil, keton.
Analisis gugus fungsi karboksilat :
Reaksi Esterifikasi :
Zat + etanol / metanol +
H2SO4 terjadi bau khas
Reaksi Asam :
Zat dalam air / spiritus + indikator MO
adanya warna
Pengendapan Sulfur :
Larutan zat + beberapa tetes
Na2S2O3 terjadi endapan putih
Analisis
gugus fungsi hidroksil :
Zat + Diazo A + Diazo B (4:1) + NaOH, panaskan
merah frambos (tidak dapat ditarik dengan amil alkohol)
Analisis gugus fungsi
keton :
Aldehid dan keton merupakan kelompok
senyawa yang memiliki gugus karbonil. Identifikasi secara umum dapat dilakukan
dengan test reaksi 2,4-dinitrofenilhidrasin. Reaksi ini menunjukkan positif
untuk gugus karbonil senyawa aldehid maupun keton dengan terbentuknya senyawa
2,4-dinitrofenihidrasin berupa endapan berwarna kuning/merah (Abraham, 2010)
Metode penelitian :
a. Alat
dan bahan :
Alat :
kawat pijar, kaki tiga, kasa asbes, spiritus, tabung reaksi, mikroskop, objek glass, beaker glass, pengaduk kaca,
pipet tetes, pipet ukur.
Bahan :
kalsium pantotenat, NaOH, HCl, FeCl3, CuSO4, Asam
oksalat, aquadest.
b.
Prosedur identifikasi :
1.
Reaksi pendahuluan :
a.
Organoleptis : mengamati bau, rasa, bentuk dan warna
b.
Kelarutan : mengamati kelarutan Pantotenat dalam beberapa pelarut yaitu
aquadest, etanol 95%, kloroform, eter dan gliserol.
2.
Reaksi berdasarkan gugus fungsi :
a.
Asam karboksilat
Reaksi Esterifikasi :
Zat + etanol / metanol +
H2SO4 terjadi bau khas
Reaksi Asam :
Zat dalam air / spiritus + indikator MO
adanya warna
Pengendapan Sulfur :
Larutan zat + beberapa tetes
Na2S2O3 terjadi endapan putih
b.
Alkohol (hidroksil)
Dengan uji diazo yaitu : Zat + Diazo A + Diazo
B (4:1) + NaOH, panaskan merah frambos (tidak dapat ditarik dengan amil
alkohol)
c.
Keton (gugus karbonil)
Dengan tes reaksi 2,4 dinitrofenilhidrasin :
1.
2 mL etanol 95% dimasukkan tabung reaksi
2.
(1) + 0,05 g zat yang akan diuji
3.
(2) + 1 mL larutan 2,4 dinitrofenilhidrazin
4.
Saring endapan yang terbentuk, ambil filtratnya
5.
(4) dikocok kuat, kemudian dipanaskan selama 1 menit
6.
(5) + 5 tetes air
7.
Hasil positif : endapan kuning/merah/oranye
3.
Reaksi penegasan :
a.
sejumlah lebih kurang 50 mg zat dalam 5 ml NaOH 1 N dipanaskan selama 1
menit, dinginkan. Tambahkan 5 ml HCl 1 N dan 2 tetes larutan FeCl3 akan
terbentuk warna kuning terang.
b.
Reaksi Cuprifil
Larutan zat dibasakan dengan NaOH + 1 tetes CuSO4 ,
akan terjadi kompleks Cu yang biru jernih.
c. Pemijaran : bau kacang, ketika
dipijar akan terbentuk gelembung-gelembung.
d. Identifikasi kalsium
Zat
ditambahkan asam oksalat akan menghasilkan kristal asam oksalat yang bila
dilihat di bawah mikroskop berupa kristal putih amplop.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar